Selasa, 30 Oktober 2018

But I Still Want You

Bukankah takdir kita yang menentukan. Jadi jangan salahkan orang lain tentang apa yang terjadi. Lee Nara gadis 21 tahun harus memilih takdirnya menjadi seorang jalang yang menghabiskan malam. Bukan keinginannya tapi inilah yang bisa ia lakukan untuk bertahan hidup. Cantik, menarik, bukan apa apa di dunia ini tanpa uang.

Malam bagaikan siang, siang bagaikan malam. Begitulah pola hidupnya. Tapi siapa tau didalam hatinya, dia adalah wanita lemah. Bersembunyi dibalik wajah dinginnya. Bukan tanpa alasan. Hanya ingin melindingi diri sendiri.

Kelabu menyelimuti sore. Gerimis tidak berhenti sejak 3 jam lalu. Ah apa mungkin ini karena November?. Dinginnya udara rasanya seperti ribuan jarum yang menusuk kulit.

"Satu americanno panas"

"Baik"

Bukan biasanya Lee Nara akan keluar jam segini. Hanya saja dia ingin menemui seseorang yang mungkin sangat berarti.

Dia duduk di kursi paling ujung cafe. Berniat bisa melihat keluar jendela dengan puas dan seluruh isi cafe tanpa batas. Pandangan dinginnya cocok dengan suasana sore ini.

Harum biji kopi menyeruak di cuping hidungnya. Sejenak ia melihat pelayan yang meletakan pesanannya.

"Silahkan"

"Terima kasih"

Pandangannya kembali pada keadaan jalan kota Seoul yang terguyur gerimis. Menikmati suasana kesukaannya ditemani alunan lagu pop korea yang pas.

"Ah, sudah lama menunggu? Noona"

Laki-laki dengan wajah sungguh sempurna duduk tepat dihadapan Lee Nara . Ia sedikit menampilkan senyum menawannya.

"Sudah pesan minumanmu?" Bukan menjawab pertanyaan yang dilontarkan

"Sudah" jawabannya yang singkat tapi masih bertahan dengan senyumannya

"Bagaimana dengan kuliahmu? Taehyung-ahh" Tanya Nara yang kini sudah menatap adik lelaki satu satunya itu

Taehyung sedikit mendesah "Kuliahku lancar. Seharusnya aku yang bertanya bagaimana denganmu?"

"Aku masih bekerja seperti biasa. Kau tidak perlu khawatir" Nara mengalihkan pandangannya dari sang adik yang kini menatapnya lekat

"Noona, apa kau masih bekerja di bar itu?"

"Ya tentu saja" jawabnya singkat

"Aku ingin kau berhenti dari sana. Carilah pekerjaan yang lebih baik. Aku tidak mau terus mengkhawatirkanmu" Dia satu satunya orang yang sungguh mengkhawatirkannya dengan tulus

"Aku baik baik saja Taehyung, jangan khawatirkan aku. Pikirkan saja kuliahmu dan lulus lah dengan baik. Aku hanya ingin kau sukses. Jangan fikirkan yang lain" Nara menatap adik kesayangannya, harta paling berharganya. Mengangkat cangkir kopinya dan menyeruptnya dengan tenang

"Masalahnya kau satu satunya keluargaku. Aku tidak mau kau terlibat pada hal yang membahayakan"

"Aku akan menjag diriku. Sudahlah jangan fikirkan hal lain selain kuliahmu"

Keduanya diam, Nara menghela nafas panjang sebelum ia berbicara lagi.

"Aku harus pergi sekarang. Ingat kata kataku. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu" Nara bangkit dari duduknya dan merunduk untuk mengecup kening adiknya yang masih belum puas akan pembicaraan tadi.

Nara berjalan meninggalkan cafe dan menerobos gerimis yang kini berganti hujan.

Sambil berjalan dipinggiran toko. Ditengah hujan Nara mengingat kembali kenangan masa lalunya. Dimana ia masih bisa tertawa bebas tanpa beban hidup. Saat ada banyak orang yang menyayanginya tanpa pamrih.











Haiiii, this is my first story yang aku buat. Baru 2 part yang bisa aku update. Kalo ada yang tertarik bisa langsung baca di wattpad aku klik link ini https://my.w.tt/kknAxmVZqR atau kunjungi wattpad aku di @kyatchimesen jangan lupa follow juga ya 😉 . 


Terima kasih atas kunjungannya 😊